- Bimbingan dan Konseling
- 1.
Bimbingan
Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun
tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Pengertian
tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad
ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul
rumusan tetang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan,
sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya.
Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang
saling melengkapi satu sama lain.
Maka untuk
memahami pengertian dari bimbingan perlu mempertimbangkan beberapa pengertian
yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut : “Bimbingan sebagai bantuan
yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,mempersiapkan diri dan
memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya”
(Frank Parson ,1951).
Frank Parson
merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni bimbingan diberikan
kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam
jabatan. Pengertian ini masih sangat spesifik yang berorientasi
karir.“Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi
tentang dirinya sendiri” (Chiskolm,1959).
Pengertian
bimbingan yang dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan membantu individu
memahami dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada pemahaman terhadap
potensi diri yang dimiliki.“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan
meningkatkan realisasi pribadi setiap individu” (Bernard & Fullmer ,1969).
Pengertian
yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa bimbingan
dilakukan untuk meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya. “Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik” (Mathewson,1969).
dilakukan untuk meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya. “Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik” (Mathewson,1969).
Mathewson
mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada
proses belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan
dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar.
Dari
beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat
diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa
bimbingan adalah “Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara
berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah
mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami
dirinya, lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk
kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat”.
- 2.
Konseling
Pengertian
Konseling Secara Etimologi berasal dari bahasa Latin “consilium “artinya
“dengan” atau bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” .
Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang
berarti”menyerahkan” atau “menyampaikan” Konseling meliputi pemahaman dan hubungan
individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi
yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk
mengapresiasikan ketige hal tersebut. (Berdnard & Fullmer ,1969).
- James F. Adam
“Suatu
pertalian timbal balik antara 2 orang individu dimana yang seorang (counselor)
membantu yang lain (conselee) supaya ia dapat memahami dirinya dalam hubungan
denfgan masalah-masalah hidup yang dihadapinya waktu itu dan waktu yang akan
datang”
- (Pepinsky & Pepinsky,dalam
Shertzer & Stone,1974)
- 1. Konseling adalah suatu proses
interaksi antara dua orang individu,masing-masing disebut konselor dan
klien.
- 2. Dilakukan dalam suasana yang
profesionalBertujuan dan berfungsi sebagai alat (wadah) untuk memudahkan perubahan
tingkah laku klien
- (Smith,dalam Shertzer &
Stone,1974)
- 1.
Konseling
merupakan suatu proses pemberian bantuanBantuan diberikan dengan meng
interpreswtasikan fakta-fakta atau data,baik mengenai individu yang
dibimbing sendiri maupun lingkungannya,khususnya menyangkut
pilihan-pilihan,dan rencana-rencana yang dibuat.
- Division
of Conseling Psychologi)
- 1.
Konseling
merupakan proses pemberian bantuan
- 2.
Bantuan
diberikan kepada individu-individu yang sedang mengalami hambatan atau
gangguan dalam proses perkembangan.
- Mc.
Daniel,1956
- 1.
Konseling
merupakan rangkaian pertemuan antara konselor dengan klien.
- 2.
Dalam
pertemuan itu konselor membantu klien mengatasi
kesulitan-kesulitanyang dihadapi.
- 3.
Tujuan
pemberian bantuan itu adalah agar klien dapat menyesuaiaknnya
dirinya,baik dengan diri maupun dengan lingkungan.
Berdasarkan
Rumusan diatas maka yang dimaksud dengan Konseling adalah:
“Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara Konseling oleh seorang ahli (disebut Konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dialami oleh klien.
“Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara Konseling oleh seorang ahli (disebut Konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dialami oleh klien.
- B.
Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan
pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat: (1) merencanakan kegiatan penyelesaian
studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang; (2)
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
(3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan
kerja.
Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk: (1)
mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya, (2)
mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3)
mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian
tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri (5)
menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat
bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang
dimilikinya secara optimal. Secara khusus bimbingan dan konseling
bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan
karir.
1. Tujuan bimbingan dan konseling
yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah sebagai berikut.
a. Memiliki
komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan
teman sebaya, Sekolah/ Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki
sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan
memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki
pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki
pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e. Memiliki
sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f. Memiliki
kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
g. Bersikap
respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya.
h. Memiliki
rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau
kewajibannya.
i. Memiliki
kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan
sesama manusia.
j. Memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam
diri sendiri) maupun dengan orang lain.
k. Memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2. Tujuan
bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah
sebagai berikut
a. Memiliki
kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai
hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
b. Memiliki
sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
c.
Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki
keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca
buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi
ujian.
e. Memiliki
keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar