A.
PERBANDINGAN ANALISIS KASUS DENGAN
MODEL KONSEPTUALISASI LAZARUS, DAN ABC.
1. Contoh Kasus
FA adalah
siswa disebuah SMA Negeri. Dia memiliki intelegensi yang cukup tinggi, rajin
belajar, nilai-nilai prestasinya pun juga sangat bagus. Namun kedua orang
tuanya tidak pernah menghargai usaha atas prestasi-prestasi belajar yang telah
ia dapat selama ini. Orang tua FA hanya selalu menyalahkan dan selalu menuntut
FA untuk jadi yang terbaik. Orang tua FA juga sangat sibuk dan tidak pernah
memperhatikan anaknya. FA merasa sangat tidak berguna di depan kedua orang
tuanya dan dia merasa tidak ada yang memperdulikan dirinya. FA memiliki sahabat
yang selalu menemani dirinya disaat suka maupun duka. Mereka banyak memiliki
teman yang rata-rata tidak menempuh pendidikan atau putus sekolah. FA banyak
mengalami perubahan perilakunya sejak dia bergaul dengan teman-teman diluar sekolahnya
tersebut. Dia lebih senang berada diluar rumah karena dia merasa bosan dan
tertekan berada dirumahnya. Jika FA melakukan kesalahan orang tua hanya selalu
menyalahkan dan ayahnya memarahi serta memukul klien. FA sering berkelahi dan
pernah mencuri karena dorongan dari teman-temannya itu. Perubahan tingkah laku
itu membuat dia sering berbuat onar dan membuat orang tuanya dipanggil oleh
pihak sekolah. Karena ulahnya itu sehingga FA diberi sanksi oleh sekolah yaitu
di skors selama 1 minggu. Setelah melihat perubahan yang dialami oleh FA,
gurunya pun ikut membantu agar FA kembali seperti dulu lagi yaitu dengan
memberikan bimbingan dan pemahaman atas masalah yang dihadapinya.
2. Konseptualisasi Kasus Dengan Lazarus dan ABC.
a. Model konseptualisasi Lazarus
Modalitas
|
Amatan
|
B :
Perilaku
|
Klien
berperilaku menyimpang seperti mencuri barang milik orang lain, berkelahi
atau tawuran, dan malas untuk belajar.
|
A : Emosi
|
Merasa
tertekan dan stres berada dirumah karena tuntutan orang tua yang terlalu
tinggi.
|
S :
Sensasi
|
Klien
merasa tertekan atas tuntukan yang diberikan oleh orang tuanya.
|
I :
imagery
|
Klien
menganggap bahwa orang tuanya tidak pernah menghargai prestasi-prestasi yang
telah dicapai selama ini. Klien juga menganggap bahwa orang tuanya tidak
pernah menyayangi dia.
|
C :
kognisi
|
Klien
merasa tidak berguna di depan orang tuanya karena semua yang dilakukan klien
tidak pernah benar dimata orang tuanya.
|
I :
hubungan interpersonal
|
Kurangnya
waktu luang yang dimiliki orang tua klien sehingga tidak adanya komunikasi
yang baik antara klien dan orang tuanya.
|
D :
kesehatan
|
Cara berpakaian
atau penampilan klien tidak rapi dan kotor karena klien selalu berada diluar
rumah dan tidak mendapat perhatian dari orang tua. Jika klien melakukan
kesalahan ayahnya selalu memukul tubuh klien membuat kesehatan klien
terganggu.
|
b.
Model konseptualisasi model ABC
1.
Antecedent (Peristiwa yang mendahului)
-
Pengaruh pergaulan negatif dari teman-teman di
lingkungan luar.
-
Kurangnya kasih sayang yang diberikan orang tua kepada
klien.
-
Klien tidak pernah diperhatikan oleh orang tuanya.
-
Klien tertekan dengan tuntutan orang tua yang terlalu
tinggi.
-
Orang tua klien tidak pernah menghargai
prestasi-prestasi belajar yang selama ini diperoleh klien.
-
Orang tua klien hanya selalu menyalahkan klien.
-
Klien merasa tidak berguna dihadapan orang tuanya.
2.
Behavior (Perilaku)
-
Klien berperilaku menyimpang seperti mencuri barang
milik orang lain.
-
Klien sering terlibat perkelahian atau tawuran.
-
Klien menjadi malas untuk belajar sehingga membuat
prestasi belajarnya menurun.
-
Klien lebih suka berada di luar rumah dan bergaul
dengan teman-teman yang berperilaku menyimpang.
-
Klien suka menentang atau membantah kedua orang
tuanya.
3.
Consequences (konsekuensia)
Karena perubahan tingkah laku yang
dialami klien dan klien sering membuat ulah di sekolah sehingga orang tua klien
dipanggil untuk datang ke sekolah dan membuat klien diberi peringatan oleh
pihak sekolah yaitu di skors selama 1 minggu.
B. ANALISIS MASALAH
1.
Pengertian
Analisis Masalah
Dalam menguraikan suatu
pokok masalah, kita perlu melakukan analisa masalah. Analisa menurut kamus
bahasa Indonesia (dalam http://zhilvia-zhilvia.blogspot.com/2012/11/konseptualisasi-model-dalam-konseling.html) berarti penyelidikan
terhadap suatu peristiwa (karangan atau perbuatan) untuk mengetahui keadaan
sebenarnya (baik sebab maupun duduk perkara). Sehingga dengan melakukan suatu
analisa, kita bisa menguraikan pokok permasalahan dari berbagai kemungkinan
yang bisa terjadi. Berikut ini
adalah pengertian dan definisi analisa:
a. JEFFREY
LIKE
b. Dwi
Pratowo Darminto dan Rifka Julianty, memberikan definisi lain mengenai pengertian
analisis. Menurut mereka analisis adalah sebuah langkah penjabaran sebuah
permasalahan dari setiap bagian dan penelaahan bagian itu untuk mendapatkan
pemahaman yang tepat serta arti yang keseluruhan dari masalah tersebut.
c. Menurut
Komaruddin, analisis merupakan
sebuah aktivitas berpikir untuk menguraikan sebuah masalah yang menyeluruh
menjadi beberapa bagian. Dengan demikian dapat diketahui ciri-ciri dari setiap
komponen tersebut, serta bagaimana hubungan yang ada pada masing-masing komponen beserta
fungsinya sehinga bisa membentuk sebuah kesatuan yang memiliki makna baru.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa analisis masalah merupakan aktivitas berpikir untuk menguraikan suatu
masalah menjadi lebih rinci berdasarkan data-data yang diperoleh.
2. Fungsi Analisa
Analisa
dalam http://zhilvia-zhilvia.blogspot.com/2012/11/konseptualisasi-model-dalam-konseling.html)
merupakan sebuah komponen yang harus ada dalam setiap aktivitas penelitian.Tanpa
adanya analisa, maka sebuah penelitian yang dilakukan tidak akan bisa
didapatkan sebuah nilai tambah yang bermanfaat bagi masyarakat.
Ada
beberapa fungsi yang menjadikan analisa atas sebuah masalah menjadi hal
penting. Beberapa fungsi dari suatu analisa adalah :
1. Analisa
diperlukan sebagai upaya untuk mengenali dan proses identifikasi dari
permasalahan yang ada pada penelitian yang dilakukan. Dengan demikian, pada
nantinya, dari permasalahan yang muncul bisa diurai satu persatu mengenai apa
saja yang memiliki hubungan atas munculnya sebuah masalah pada obyek
penelitian.
2. Analisa
diperlukan untuk bisa memberikan keterangan secara spesifik dan terperinci
mengenai hal-hal apa saja yang akan dicapai dalam upaya memenuhi kebutuhan dari
obyek penelitian.
3. Analisa
yang tepat akan mempengaruhi kesimpulan sebuah penelitian. Untuk itu, dalam
melakukan analisa atas hasil penelitian, seorang peneliti harus melakukan
dengan hati-hati serta memperhitungkan berbagai macam faktor dan data yang
didapat dalam penelitian tersebut.
4. Hasil
analisa akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan sebuah tindakan yang
memiliki nilai lebih pada obyek penelitian. Dengan kata lain, hasil analisa
akan mempengaruhi pembuatan kebijakan atau strategi.
5. Analisa
akan dibutuhkan sebagai media untuk mencari jalan alternatif atas permasalahan
yang ditemukan dalam penelitian tersebut. Hal ini bisa dimungkinkan karena
dalam proses analisa akan dilakukan tahapan penguraian masalah secara detail.
Analisa merupakan tahapan awal dalam
proses perencanaan serta penerapan rancangan sistem yang sesuai dengan
kebutuhan dari obyek penelitian.
3.
Peran Analisa
Dengan adanya beberapa manfaat dari sebuah proses
analisa tersebut, menunjukkan bahwa proses analisa ini memiliki peran yang
sangat penting dalam menciptakan kemajuan sebuah organisasi.
1. Dengan analisa, sebuah organisasi akan bisa bergerak
dari kondisi yang sudah ada, menuju pada kondisi yang lebih baik lagi.
2. Selain itu, peran dari analisa adalah bisa melakukan
deteksi apabila terjadi permasalahan dalam sebuah organisasi. Sehingga apabila
ada hal yang kurang beres atau muncul kesalahan baik yang disegaja atau tidak
bisa dicegah sejak awal.
3. Melalui proses analisa, kita bisa melihat adanya
kesempatan dalam aktiivtas yang kita lakukan. Sebab, dengan analisa ini kita
bisa melihat potensi dan kekuatan
yang ada pada diri sebuah kelompok dan
juga kesempatan yang terbuka. Selain itu, melalui proses analisa akan bisa
ditentukan langkah yang bijak untuk menciptakan proses komando atau perintah
dari setiap garis kelompok yang ada secara tepat.
4. Tahap-Tahap Analisis Masalah.
1. Langkah Analisis
Langkah Analisis dalam http://sepucuktinta.blogspot.com/2012/10/langkah-langkah adalah langkah memahami kehidupan individu siswa, yaitu dengan cara
mengumpulkan dari berbagai sumber. Dengan arti lain analisis merupakan kegiatan
pengumpulan data tentang siswa yang berkenaan dengan bakat, minat, motif,
kesehatan fisik yang dapat menghambat atau mendukung penyesuaian diri siswa.
Alat-alat untuk keperluan analisis ini antara lain berupa; Tes prestasi
belajar, Kartu pribadi siswa, Pedomana wawancara, Riwayat hidup, Catatan
anekdot, Tes psikologis/Inventori, Daftar cek masalah, Angket, Sosiometri, dan
Daftar cek.
2. Langkah Sintesis
Sintesis adalah langkah menghubungkan dan merangkum data. Ini berarti bahwa
dalam langkah sintesis peyuluhan mengorganisasian dan merangkum data sehingga
tampak dengan jelas gejala-gejala atau keluhan-keluhan siswa. Rangkuman data
ini haruslah dibuat berdasarkan data yang diperoleh dalam langkah analisis.
3. Mengidentifikasi masalah peserta didik
Tingkah laku
seorang peserta didik yang harus dipahami oleh guru. Jikalau tingkah laku murid
itu tidak seperti biasanya di dalam kelas. Maka guru harus mencari tahu apa
permasalahan yang di hadapi peserta didik. Dengan kata lain juga disebut dengan
istilah identifikasi kasus. Menurut Syahril dan Riska, dalam http://sepucuktinta.blogspot.com/2012/10/langkah-langkahbimbingan-dan-konseling.html “identifikasi kasus yaitu usaha
menemukan/menentukan siswa yang perlu mendapat bimbingan. Cara yang dapat
ditempuh untuk mencapai tujuan ini adalah dengan jalan analisis hasil belajar,
analisis karya tulis, pengisian DPM, observasi, sosiometri, dan sebagainya.
Artinya pada
langkah ini, guru mengenali gejala-gejala awal suatu masalah yang dihadapi
siswa. Untuk mengetahui gejala awal tidaklah mudah, karena harus dilakukan
secara teliti dan hati-hati dengan memperhatikan gejala-gejala yang nampak,
itulah yang disebut identifikasi kasus, kemudian dianalisis dan selanjutnya
dievaluasi.
4. Diagnosis
Setelah mengadakan
identifikasi kasus atau dengan arti kata memperkirakan apa yang terjadi pada
peserta didik, maka diadakan analisis masalah yang dihadapi peserta didik atau
dengan kata lain menetapkan “masalah” yang berdasarkan analisis latar belakang
yang menjadi penyebab timbulnya masalah, atau disebut dengan “diagnosis.”
Secara umum, http://diagnosis.askdefine.com/ diagnosis (diagnosa jamak) memiliki dua definisi kamus
yang berbeda. Definisi pertama adalah "pengakuan suatu penyakit atau
kondisi dengan tanda-tanda dan gejala luarnya", sedangkan definisi kedua
adalah "analisis yang mendasari fisiologis / biokimia penyebab (s) dari
suatu penyakit atau kondisi".
Di dalam situs wikipedia, “diagnosis adalah identifikasi mengenai sesuatu.
Diagnosis digunakan dalam medis, ilmu pengetahuan, teknik, bisnis, dll.”
(wikipedia.com). Diagnosis adalah langkah menemukan masalahnya atau
mengindentifikasi masalah.
Selanjutnya langkah ini mencakup proses interpretasi data dalam kaitannya
dengan gejala-gejala masalah, kekuatan dan kelemahan siswa. Dalam proses
penafsiran data dalam hubungannya dengan penyebab masalah, peyuluhan haruslah
menentukan penyebab masalah yang paling mendekati kebenaran atau menghubungkan
sebab akibat yang paling logis dan rasional.
Dijelaskan oleh Syahril dan Riska Langkah diagnosis atau langkah yang kedua
ini (dalam bukunya) adalah “untuk mengetahui jenis dan sifat kesulitan serta
latar belakang masalah yang dihadapi seseorang. Berdasarkan langkah kedua
inilah kita dapat menetapkan apa kira-kira masalah seseorang serta apa penyebab
dari masalah tersebut.” (Syahril dan Riska Ahmad, 1987:86). Selanjut Syahril
dan Riska menjelaskan “Cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan ini
adalah dengan jalan analisis hasil belajar, analisis karya tulis, sosiometri,
DPM, PSKB, angket, wawancara, observasi, pertemuan kasus, dan sebagainya.
Artinya dalam langkah ini dilakukan kegiatan pengumpulan data mengenai
berbagai hal yang menjadi latar belakang atau yang melatarbelakangi gejala yang
muncul.
5.
Prognosis
Menurut Sayhril dan Riska. “Prognosis merupakan usaha untuk
menelaah/mengkaji masalah yang dialami seseorang, termasuk
kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul jika masalah itu dibantu, serta
memperkirakan teknik atau jenis bantuan yang akan diberikan kepada orang yang
mengalami masalah tersebut. Prognosis adalah “suatu
langkah mengenai alternatif bantuan yang dapat atau mungkin diberikan kepada
siswa sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditemukan dalam
langkah diagnosis.
Prognosis adalah istilah medis
untuk memprediksi kemungkinan hasil dari kedudukan seseorang di saat ini.
Ketika diterapkan pada populasi statistik yang besar, perkiraan prognosis bisa
sangat akurat: misalnya pernyataan "45% pasien dengan syok septik parah
akan mati dalam waktu 28 hari" dapat dibuat dengan beberapa keyakinan,
karena penelitian sebelumnya menemukan bahwa proporsi pasien ini meninggal .
Namun, jauh lebih sulit untuk menerjemahkan ini menjadi sebuah prognosis bagi
seorang individu pasien:. Informasi tambahan diperlukan untuk menentukan apakah
pasien milik 45% yang akan menyerah, atau ke 55% yang bertahan hidup.
Sebuah prognosis yang lengkap
meliputi durasi yang diharapkan, fungsi, dan deskripsi dari perjalanan
penyakit, seperti penurunan progresif, krisis intermiten, atau tiba-tiba,
krisis tak terduga.
6. Pemecahan masalah/Terapi /Treatment
langkah ini berupa usaha untuk melaksanakan bantuan ataupun bimbingan
kepada seseorang yang bermasalah, sesuai dengan ketentuan yang telah dirumuskan
pada langkah yang ketiga (Prognosis). Usaha pemecahan ini dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk bantuan, antara lain layanan individual, layanan kelompok,
pengajaran perbaikan, pemberian pengajaran dan sebagainya.
7. Penilaian (evaluasi)
Yaitu berupa usaha untuk
melihat atau meninjau kembali hasil bantuan yang telah dilaksanakan. Langkah ini dapat
dilakukan dengan melihat hasil belajar siswa yang bersangkutan, observasi
tingkah laku sehari-hari dan sebagainya.
8. Tindak Lanjut (Folow-Up)
Yaitu berupa usaha untuk
mengambil tindakan seperlunya yang akan dilaksanakan sehubungan dengan hasil
penilaian yang telah dilakukan.